HajiIsmail bin.Hussein (Tuan Tulis) hakikat Hakikat Makrifat Hamzah Al-Fansur Hamzah Fansuri Hazrath Syed Moosa Sha Khaderi iktikaf ILMU TASAWUF Imam al-Syafie Imam Fakhruddin Ar-Razi inspirasi kasyaf kenali ulama kisah Nabi dan Rasul kisah wali dan sufi Kita tasawwuf Kitab and Book Review Kitab dan Book Review Majlis Majlis Haul Makam makam.
Islam Kaffah Syariat, Tarekat, Hakikat, dan Ma'rifat Oleh KH. Imam Jazuli, Lc., MA. - Secara umum ada tiga prinsip dalam beragama Islam yang pokok yaitu Islam, Iman dan Ihsan berdasarkan pada hadis sahih riwayat Muslim dari Umar bin Khattab -yang dikenal dengan hadits Jibril -dimana menurut Sayyid Bakari, trilogi itu merupakan kumpulan tahapan dan tingkatan yang saling terkait dalam mengamalkan islam, lebih-lebih oleh seorang salik. Hal itu dikaitkan dengan percakapan antara malaikat Jibril dan Rasulullah yang ringkasannya sebagai berikut Hai Muhammad. Beritahukan kepadaku apa itu Islam! Rasulullah Saw berkata “Islam adalah Anda bersaksi tiada tuhan yang disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, tegakkan shalat, bayarkan zakat, puasa di bulan Ramadhan, laksanakan haji jika Anda mampu berjalan ke sana. Ia berkata Anda benar. Kami heran, ia bertanya kemudian ia membenarkan. Ia berkata lagi Beritahukan kepadaku apa itu Iman! Rasul menjawab Anda percaya kepada Allah, MalaikatNya, kitan-kitabNya, Rasul-rasulNya, hari Akhir, dan anda beriman kepada qadar baik dan buruk. Ia menjawab Anda benar. Ia berkata lagi Beritahu aku apa itu Ihsan! Rasul berkata "Anda sembah Allah seolah-olah melihatnya, dan jika Anda tidak dapat melihatnya, maka Ia pasti melihatmu." Fath al-Bari li Ibn Hajr, 125/1 Sayyid Bakari seperti ingin mengatakan, bahwa islam yang dimaksud dalam hadis tersebut adalah syariat, iman adalah hakikat dan ihsan itu serupa ma'rifat, ketiga jenjang ini pada dasarnya adalah pengejewantahan dari makna takwa. Maka untuk mengamalkannya butuh tarikat dari seorang pembimbing mursyid. Agar tidak terjadi ketimpangan, maka ketiganya harus diterapkan secara keseluruhan, yakni syariat, tarekat, dan hakikat untuk mencapai puncak makrifat pengetahuan. Syariat tanpa hakikat adalah kosong dan hakikat tanpa syariat adalah batal serta tak berdasar. Jika dianalogikan, maka syariat itu ibarat perahu, tarekat adalah nahkodanya, hakikat adalah pulau yang hendak dituju dari perjalanan itu, sementara ma'rifat adalah tujuan akhir, yaitu bertemu dengan Sang Pemilik Pulau. Dengan demikian, hakikat dan ma'rifat tak akan mampu dituju oleh salik, tanpa menggunakan perahu dan melalui nahkoda. Karena itu menurut Sayyid Bakri, umat Islam tidak boleh terkecoh untuk mudah meninggalkan syariat atas nama hakikat atau ma'rifat. والمعنى أن الطريقة والحقيقة كلاهما متوقف على الشريعة فلا يستقيمان ولا يحصلان إلا بها فالمؤمن وإن علت درجته وارتفعت منزلته وصار من جملة الأولياء لا تسقط عنه العبادات المفروضة في القرآن والسنة Artinya, “Maknanya, tarekat dan hakikat bergantung pada pengamalan syariat. Keduanya takkan tegak dan hasil tanpa syariat. Sekalipun derajat dan kedudukan seseorang sudah mencapai level yang sangat tinggi dan ia termasuk salah satu wali Allah, ibadah yang wajib sebagaimana diamanahkan dalam Al-Qur’an dan sunnah tidak gugur darinya,” Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, Kifayatul Atqiya wa Minhajul Ashfiya, Al-Haramain tt, h. 12. Sayyid Bakri mencontohkan shalat tahajud Rasulullah SAW sehingga kedua kakinya bengkak, karena aktivitas shalat malamnya semalam suntuk. Ketika ditanya, “Bukankah Allah telah mengampuni dosamu yang lalu dan mendatang?” Rasulullah menjawab, “Apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang bersyukur?” Maksudnya adalah kewajiban ibadah berlaku untuk memenuhi hak kehambaan dan hak syukur atas nikmat. Para wali dengan derajat kewalian mereka tidak pernah keluar dari batas kehambaan dan pihak yang menerima nikmat Allah,” Sayyid Bakri 12. Jadi shalatnya Rasullah ini adalah bagian ibadah yang bisa dilihat dari sisi syariat. Syariat dan Hakikat Syariat adalah wujud ketaatan salik kepada agama Allah dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Syariah adalah sisi praktis dari ibadah dan muamalah dan perkara-perkara ubudiyah. Tempatnya adalah anggota luar dari tubuh. Yang mengkaji khusus ilmu syariah disebut fuqaha ahli fiqih. Menurut Syekh Tajudin as-Subki, syariat adalah segala sesuatu yang ditanggungkan kepada seorang hamba. Sedangkan hakikat adalah inti dan makna dari perkara tertentu. Syariat berbasis fiqih, sementara hakikat berbasis iman. Dengan kata lain, syariat adalah pengejawantahan dari perbuatan-perbuatan fiqih, yang digali dari dalil-dalil secara terperinci” Tajudin as-Subki, kitab jam’u al-jawami’ 1/42 Relasi keduanya tak terpisahkan. Karena syariat harus diperkuat dengan hakikat dan hakikat dibatasi oleh ketentuan hukum syariat. Sehingga, keberadaan syariat seharusnya mampu mendorong komunikasi langsung "syuhud" antara seorang hamba dan khalik tanpa perantara apa pun. Ma'rifat dan Tarekat
Salahdalam bermakrifat, maka salah pulalah arah kita dalam beribadah atau bersyari'at. Jadi hubungan itu adalah sbb: SIFAT - HAKIKAT - MAKRIFAT - lalu SYARI'AT. Ketika kita berhasil menemukan hakikat atau esensi dari semua ciptaan ini, maka berarti saat itu juga kita akan berhenti untuk berdebat. Kita akan berhenti dalam
TASAWWUF SYARIAT, TAREKAT, HAKIKAT, MAKRIFAT Pertanyaan Saya 1. apa itu syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat? 2. apa yang dimaksud mempelajari islam secara lengkap? Apa saja kategori2/bidang2 ilmu dalam ilmu islam? 3. apakah boleh seseorang mempelajari islam hanya syariat saja dan tidak mempelajari tarekat, hakikat, dan makrifat? Dan apa hukumnya wajib mempelajari syariat, tarekat, hakekat, dan makrifat secara terintegrasi dan menyeluruh? 4. apakah boleh seseorang beribadah tidak mengharap surga, tidak takut masuk neraka, rela masuk neraka jika ALLAH menghendakinya, dan beribadah atas dasar kecintaan terhadap ALLAH? 5. Lebih tinggi mana derajat orang yang beribadah karena ingin masuk surga saja atau orang yang beribadah karena kecintaannya kepada ALLAH tidak mengharap masuk syurga, tidak takut masuk neraka, dan murni hanya mengharap ridho ALLAH semata? TOPIK SYARIAH ISLAM APA ITU TASAWUF? TAREKAT, SYARIAT, HAKIKAT DAN MAKRIFAT PENGERTIAN TAREKAT SECARA UMUM PENGERTIAN TAREKAT SECARA KHUSUS TAREKAT TERORGANISIR MENURUT IMAM NAWAWI SYARIAT, TAREKAT DAN HAKIKAT TINGKATAN MAKRIFAT CARA KONSULTASI AGAMA JAWABAN APA ITU TASAWUF? 1. Ketika anda menanyakan definisi syariat lalu dikaitkan dengan tarekat, hakikat dan makrifat, maka sebenarnya anda bertanya tentang dunia tasawwuf. Karena dalam ajaran Islam yang non-tasawwuf, hanya ada tiga prinsip Islam yang pokok yaitu Islam, Iman dan Ihsan berdasarkan pada hadis sahih riwayat Muslim dari Umar bin Khattab - yang dikenal dengan hadits Jibril - di mana terjadi percakapan antara malaikat Jibril dan Rasulullah yang ringkasannya sebagai berikutHai Muhammad. Beritahukan kepadaku apa itu Islam! Rasulullah Saw berkata “Islam adalah Anda bersaksi tiada Ilaah yang disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, tegakkan shalat, bayarkan zakat, puasakan Ramadhan, laksanakan haji jika Anda mampu berjalan ke sana. Ia berkata Anda benar. Kami heran, ia bertanya kemudian ia membenarkan. Ia berkata lagi Beritahukan kepadaku apa itu Iman! Rasul menjawab Anda percaya kepada Allah, MalaikatNya, kitan-kitabNya, Rasul-rasulNya, hari Akhir, dan anda beriman kepada qadar baik dan buruk. Ia menjawab Anda benar. Ia berkata lagi Beritahu aku apa itu Ihsan! Rasul berkata "Anda sembah Allah seolah-olah melihatnya, dan jika Anda tidak dapat melihatnya, maka Ia pasti melihatmu." TAREKAT, SYARIAT, HAKIKAT DAN MAKRIFAT Adapun agama Islam versi kalangan pengikut tasawwuf, maka ia terbagi menjadi tiga yaitu syariat, tarekat dan hakikat. Istilah arekat juga menjadi nama lain dari aliran tasawuf. Berikut pengertian syariat, tarekat dan haqiqat versi pengikut tasawwuf. TAREKAT DAN TASAWWUF Pengertian tarekat atau tasawuf dapat dikategorikan ke dalam dua definisi. Definisi umum dan khusus. Definisi umum adalah pengertian tarekat yang diberikan oleh ulama kalangan sufi tak terorganisir atau sufi individual. Sementara tarikat dalam pengertian khusus adalah pengertian yang diberikan oleh kalangan sufi terorganisir yang bernaung di bawah suatu gerakan tarekat seperti tarekat naqshabandiyah, Syadziliyah, dst. PENGERTIAN TAREKAT SECARA UMUM Imam Nawawi dalam kitab Al-Maqashid fi Al-Tauhid wal Ibadah wa Ushul Al-Tashawuf, hlm. 20, menjelaskan pokok-pokok tasawuf sbb أصول طريق التصوف خمسة تقوى الله في السر والعلانية، واتباع السنة في الأقوال والأفعال، الإِعراض عن الخلق في الإِقبال والإِدبار، الرضى عن الله في القليل والكثير، والرجوع إِلى الله في السراء والضراء Artinya Pokok tarekat tasawuf ada lima takwa pada Allah dalam rahasia atau terang, mengikuti sunnah dalam ucapan dan perbuatan, berpaling dari makhluk dari depan dan belakang, rela pada pemberian Allah dalam sedikit atau banyak, kembali pada Allah kala senang dan susah. Zakariya Al-Anshari dalam Risalah Al-Qusyairiyah, hlm. 7, memberikan definisi tasawuf kurang lebih sama dengan Imam Nawawi التصوف علم تعرف به أحوال تزكية النفوس، وتصفية الأخلاق وتعمير الظاهر والباطن لنيل السعادة الأبدية Artinya Tasawuf adalah ilmu untuk mengetahui keadaan penyucian hati dan pembersihan akhlak dan meramaikan lahir dan batin untuk mencapai kebahagiaan abadi. Dalam pengertian yang diberikan oleh Imam Nawawi dan Al-Anshari ini, maka tarekat adalah penyucian diri dengan menaati segala perintah Allah secara ikhlas bukan karena takut atau ingin dipuji sesama manusia; menekankan pada nilai esoteris hati daripada eksoteris lahiriyah. Tidak lebih dari itu. Apabila mengikuti definisi ini, maka semua muslim yang taat pada syariah dan menjauhi larangannya dapat disebut sebagai seorang Sufi atau pengikut tasawuf tanpa harus ada keterikatan dengan guru atau mursyid tarekat tertentu. Dalam pemahaman ini, maka Tarekat atau tasawuf merupakan salah satu aspek dari Islam yang serupa dengan hukum syariah fiqih. Tasawuf itu tak terpisahkan dari Islam dan menjadi bagian dari keimanan Islam; menjadi pilar ketiga Islam yaitu ihsan sebagaimana disebut dalam hadits riwayat Muslim dari Umar bin Khattab yang disebut di awal tulisan ini. Apabila tarekat dimaknai sebagai pembersihan diri saja, maka klaim mereka sebagai implementasi dari 'ihsan' adalah tepat. PENGERTIAN TAREKAT SECARA KHUSUS Dalam terminologi kaum sufi yang terorganisir, tarekat adalah jalan menuju Allah yang dilakukan oleh pengikut kelompok ini untuk pembersihan diri tazkiyah an-nafs melalui pendidikan tarbiyah, dzikir serta wirid riyadhah secara intensif atas panduan seorang mursyid guru spiritual yang mencapai tingkat wali yang mahfudz tak pernah salah yang dengannya akan mencapai makrifat pada Allah. Dalam tarekat terorganisir ini elemen terpenting adalah adanya murid dan mursyid guru spiritual. Dalam pengertian kedua ini, maka muncullah beberapa organisasi atau aliran toriqot. Di Indonesia, ulama NU, membagi kelompok tarikat ini menjadi muktabaroh yang dianggap dan ghoiru muktabarah yang tidak diakui. Organisasi toriqot yang muktabaroh antara lain Syadziliyah, Naqshabaniyah, Qadiriyah, Tijaniyah, dll. TAREKAT TERORGANISIR MENURUT IMAM NAWAWI Ulama salaf tidak keberatan dengan keberadaan tasawuf/tarekat terorganisir dengan syarat tidak ada hal-hal yang berlawanan dengan 4 sumber syariah yaitu Quran, Sunnah, ijmak dan qiyas. Imam Nawawi dalam Al-Maqashid fi Bayan Al-Aqaid wa Ushul Al-Ahkam, hlm. 92, menjelaskan soal ini أصول الدِّين أربعة الكتابُ والسنُّة والإجماع والقياس المعتبران . وما خالف هذه الأربعة فهو بدعةُ ومرتكبُه مُبتدع , يتَعَيَّنُ اجتنابه وزجرهُ . ومن المطلوب اعتقاد من علم وعمل ولازم أدب الشريعة , وصحب الصّالحين . وأمّا من كان مسلوباً عقلهُ أو مغلوباً عليه , كالمجاذيب , فنسلّم لهم ونفوّض إلى الله شأنهم , مع وجوب إنكار ما يقع منهم مخالفا لظاهر الأمر , حفظاً لقوانين الشَّرع Artinya Pokok agama ada empat Al-Quran, hadits, ijmak dan qiyas yang muktabar. Adapun sesuatu yang berlawanan dengan sumber yang empat ini maka bid'ah yang sesat dan pelakunya adalah mubtadi' ahli bid'ah yang harus dijauhi. Dituntut untuk meyakini ulama yang mengerti dan mengamalkan ilmunya dan komitmen pada aturan syariah dan bersama kalangan orang soleh. Adapun orang yang rusak akalnya atau gila, seperti orang yang jadzab, maka kami serahkan tingkah mereka pada Allah serta wajib mengingkari pada yang terjadi pada mereka yang berlawanan dengan zhahirnya perkara guna menjaga aturan syariah. SYARIAT, TAREKAT DAN HAKIKAT Berikut definisi syariat, tarekat dan hakikat menurut pemahaman khusus di kalangan ahli tasawuf SYARIAH Syariah adalah sisi praktis dari ibadah dan muamalah dan perkara-perkara ubudiyah. Tempatnya adalah anggota luar dari tubuh. Yang mengkaji khusus ilmu syariah disebut fuqaha ahli fiqih. TAREKAT DAN HAKEKAT Tarekat adalah kesungguhan hati mujahadah al-nafs dan meningkatkan kualitas karakter hati yang kurang menuju kesempurnaan dan naik dalam posisi kesempurnaan dengan sebab ditemani oleh para mursyid. Tarikat adalah jembatan yang menjadi perantara dari syariah menuju hakikat Lihat, As-Sayid, Takrifat, hlm. 94. Untuk menjelaskan hubungan antara syariat dan hakikat, ulama Sufi memberi contoh shalat. Melaksanakan shalat dengan semua gerakan dan perilakunya yang bersifat lahiriyah dan memenuhi semua rukun dan syarat shalat sebagaimana disebut oleh ulama fiqih merepresentasikan sisi syariah yaitu fisik shalat. Sedangkan hadirnya hati bersama Allah dalam shalat mewakili sisi hakikat. Ia adalah ruh shalat. Perbuatan shalat secara fisikal adalah jasad dari shalat sedangkan khusyuk dalam shalat adalah ruhnya. TINGKATAN MAKRIFAT Makrifat adalah maqam posisi tertinggi di kalangan panganut tarekat. Menurut kalangan Sufi, makrifat adalah anugerah Allah pada kalangan Al-Arif orang yang mencapai makrifat berupa ilmu, rahasia asrar dan lataif kelembutan. Makrifat bisa dicapai dengan lamanya "bermuamalah" dengan Allah. Makrifat merupakan hasil dari sikap zuhud dan penyucian diri dan ia tidak dapat dicapai kecuali dengan dzauq rasa dan wijdan kekuatan batin Lihat, Kamal Ja'far dalam Al-Tashawwuf, hlm. 200. **** BELAJAR ILMU AGAMA ADA DUA KATEGORI 2. Orang yang belajar ilmu agama ada dua kategori orang awam dan calon ulama. Orang awam cukup mempelajari ilmu agama secukupnya saja tanpa perlu pendalaman dan itupun hanya terkait dengan ilmu-ilmu syariah keseharian seperti perihal shalat, puasa, zakat, dan ilmu-ilmu yang terkait dengannya. Sedangkan calon ulama diharuskan untuk mempelajari berbagai ilmu agama termasuk juga bahasa Arab yang menjadi bahasa Al-Quran dan hadits. Baca detail Hukum Belajar Ilmu Agama APA SAJA ILMU AGAMA ITU? Al-Quran dan tafsirnya, hadis dan ilmu cabangnya, fiqih dan ushulnya, aqidah, ilmu bahasa Arab, tajwid, sejarah, dan lainnya. Baca detail Hukum Belajar Ilmu Agama 3. Boleh. Ilmu yang perlu dipelajari oleh kalangan awam adalah yang terkait dengan kewajiban syariah saja. Baca detail Hukum Belajar Ilmu Agama HUKUM BELAJAR ILMU TASAWUF DAN IKUT TAREKAT TERORGANISIR Adapun ilmu tasawuf seperti soal hakikat dan makrifat itu justru mendapat peringatan dari Imam Nawawi agar kita berhati-hati dengannya. Kami kutipkan lagi ucapan Imam Nawawi di atasPokok agama ada empat Al-Quran, hadits, ijmak dan qiyas yang muktabar. Adapun sesuatu yang berlawanan dengan sumber yang empat ini maka bid'ah yang sesat dan pelakunya adalah mubtadi' ahli bid'ah yang harus dijauhi. Dituntut untuk meyakini ulama yang mengerti dan mengamalkan ilmunya dan komitmen pada aturan syariah dan bersama kalangan orang soleh. Adapun orang yang rusak akalnya atau gila, seperti orang yang jadzab, maka kami serahkan tingkah mereka pada Allah serta wajib mengingkari pada yang terjadi pada mereka yang berlawanan dengan zhahirnya perkara guna menjaga aturan syariah. Tidak wajib. Yang wajib bagi kalangan awam adalah belajar ilmu syariah dasar agar dapat melaksanakan kewajiban agama dan menjauhi larangannya dengan benar. Sedangkan ilmu agama secara mendalam hukumnya fardhu kifayah yakni wajib pada sebagian orang yang memang mengkhususkan diri untuk belajar ilmu agama. Abu Bakar Al-Rozi Al-Jashash dalam Ahkamul Qur'an, hlm. 4/374, dalam menjelaskan maksud QS At-Taubah 922, menyatakan وفي هذه الآية دلالة على وجوب طلب العلم وأنه مع ذلك فرض على الكفاية ، لما تضمنت من الأمر بنفر الطائفة من الفرقة للتفقه ، وأمر الباقين بالقعود Artinya Ayat ini menunjukkan wajibnya mencari ilmu dan sifatnya fardhu kifayah karena dalam ayat ini terkandung perintah pada sebagian golongan untuk berangkat menuntut ilmu dan memerintahkan yang lain untuk tinggal di rumah. 4. Boleh. Tidak ada larangan untuk itu. Yang prinsip adalah melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Terlepas dari itu, semua perbuatan di dunia yang dilakukan karena Allah, bukan karena manusia, itu disebut perbuatan yang ikhlas. Baik murni karena cinta pada Allah, atau ingin surga Allah, atau takut pada neraka Allah itu semua masuk dalam kategori ikhlas. Bukan riya. Dan karena itu semuanya baik. Pengkategorian ikhlas menjadi seperti di atas itu adalah ajaran kaum sufi. Bukan berdasarkan pada dalil Quran dan hadits. Robiah Al-Adawiyah, salah satu tokoh sufi, membagi ikhlas menjadi tiga أن مراتب الاخلاص ثلاثالاولى أن تعبد الله طلبا للثواب وهربا من العقاب، الثانية أن تعبده لتتشرف بعبادته والنسبة إليه، والثالثة أن تعبد الله لذاته لا لطمع في جنته ولا لهرب من ناره - وهي أعلاها - لانها مرتبة الصديقين Artinya keikhlasan itu terbagi menjadi 3 derajat Pertama, beribadah kepada Allah karena mengharap pahala surga dan takut pada siksa neraka. Kedua, beribadah kepada Allah untuk menghormati-Nya dan mendekatkan diri beribadah kepada Allah demi Dia bukan karena mengharap surga-Nya dan bukan karena takut neraka-Nya. Lihat, Al-Bakri dalam Ianah Al-Tholibin, hlm. 4/386 Baca detail Derajat Ikhlas Menurut Sufi dan Non-Sufi 5. Dalam kacamata syariah, itu sama saja. Orang yang mengharap ridha Allah akan mendapatkan ridhaNya dan orang yang mendapat ridho Allah akan mendapatkan surga. Dalam QS At-Taubah 9100 Allah berfirmanOrang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama masuk Islam dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. Seperti disebutkan di atas, pembagian ikhlas menjadi tiga adalah klasifikasi kalangan sufi. Bukan kalangan ulama mainstream. Ulama mainstream umumnya dalam soal akhirat berpegang penuh pada dalil Quran dan hadits karena itu masalah ghaib. Dan dalam Al-Quran maupun hadits, bertakwa karena mengharapkan surga dan takut neraka itu adalah sikap yang syar'i.
Inthis chapter, there are 12 Ilmu Khotif, but let's only discuss the 5th Ilmu Khotif that is using Khodam Maimun because this is the simplest without the need for special incense such as musk Ilmu Khodam Malaikat Tentang ilmu khodam mungkin jadi pembahsan yang menarik apalagi untuk mereka pemerkhati dunia supranatural, khodam adalah istilah bahasa arab yang artinya pembantu, jika dalam Hingga
Kekeliruansering wujud dalam memahami 4 cabang ilmu. Syariat Tarekat Hakikat dan Makrifat. Ramai yang masih dalam kekeliruan tentang beza Syariat Tarekat Hakikat & Makrifat Syariat, Tarekat, Hakikat, dan Ma'rifat; Tuanku YTM PANJI ALAM; Syariat, Tarekat, Hakikat dan Makrifat. SEJARAH SYARIAT, TAREKAT, HAKEKAT, DAN MAKRIFAT
HAKIKATIBADAH HAJI Salah satu pesan penting Ibadah haji adalah memotivasi dan melatih kita untuk memperkuat ukhuwah sesama muslim, berkumpulnya umat Islam dari seluruh penjuru bumi di satu tempat, Ka'bah, Arafah, Muzdalifah dan Mina dengan pakaian ihram yang berwana sama putih, adalah pelajaran dan pelatihan ukhuwah, bahwa kita adalah sama di hadapan Allah, tidak ada perbedaan []
Syariat Tarekat, Hakikat dan Makrifat; Syariat, Tarekat, Hakikat dan Makrifat itu SATU; Syariat, Tarikat, Hakikat, Makrifat; Ini 4 perumpamaan untuk menjelaskan hubungan syareat hakekat; Syariat, Tarikat, Hakikat, dan Makrifat; Kedudukan Ilmu Hakikat Tanpa Bersyariat dalam Kajian Tasawuf; SYARIAT, TAREKAT, HAKIKAT dan MA'RIFAT [PDF] Sufi Muda 2020
4Tingkatan Ilmu Islam Syariat,Tarekat, Hakikat dan Makrifat , Ketahuilah dalam ajaran islam ada 4 tingkatan ilmu yang perlu anda pelajari diantaranya 1. syariat 2. tarekat 3. hakikat 4. makrifat Jika anda hanya mempelajari salah satu ilmu islam maka hal ini yang sering terjadi di kalangan masyarakat kita hingga menimbulkan perselisihan dan perbedaan pendapat serta membeda-bedakan antar umat
HakikatPuasa Ramadhan dalam Pandangan Ahli Sufi. Ustaz Miftah el-Banjary. Pakar Ilmu Linguistik Arab & Tafsir Alquran. Lulusan Institute of Arab Studies Cairo-Mesir. Sejatinya, puasa bagi kaum sufi telah menjadi salah satu aktivitas ruhani untuk menghidupkan hati dan membuka tabir-tabir makrifat. Mereka terbiasa dengan lelaku (tirakat) di luar
SKWZR. fv595kzb35.pages.dev/207fv595kzb35.pages.dev/135fv595kzb35.pages.dev/365fv595kzb35.pages.dev/111fv595kzb35.pages.dev/12fv595kzb35.pages.dev/138fv595kzb35.pages.dev/480fv595kzb35.pages.dev/232
hakikat haji menurut ilmu makrifat