Bacaayat Al-Quran, Tafsir, dan Konten Islami Bahasa Indonesia. Baca ayat Al-Quran, Tafsir, dan Konten Islami Bahasa Indonesia ayat 48 3 Surat almaidah48 4 dalil+kitab+injil 5 Qur'an+Surat+almaidah+ayat+148 6 dalil+kitab+zabur 7 Ad Dzariyat ayat 1 8 Injil 9 Surat at Taubah ayat 105 10 gunung 11 Ali imran 12 Al Isra ayat 26-27 13 hadist+al
Surat At Taubah ayat 119 adalah salah satu ayat tentang taqwa dan kejujuran. Berikut ini arti, tafsir dan kandungan Surat At Taubah ayat 119. Sebagaimana Surat At Taubah secara keseluruhan, ayat 119 ini juga tergolong madaniyah. Yakni turun setelah Rasulullah hijrah ke Madinah. Dinamakan Surat At Taubahالتوبة karena banyak diulang kata taubat dalam surat ini. Yakni pada ayat 3, ayat 5, ayat 11, ayat 27, ayat 74, ayat 104, ayat 112 dan 117. Berikut ini Surat At Taubah ayat 119 dalam tulisan Arab, tulisan latin dan artinya dalam bahasa Indonesia يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ Yaa ayyuhal ladziina aamanut taqullooha wa kuunuu ma’ash shoodiqiin ArtinyaHai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. Asbabun Nuzul Surat At Taubah ayat 119 ini turun sepaket dengan dua ayat sebelumnya. Tiga ayat, yakni ayat 117-119, turun berkenaan dengan taubatnya Ka’ab bin Malik, Murarah bin Rabi’ dan Hilal bin Umayyah. Ketiganya tidak ikut Perang Tabuk. Ka’ab bin Malik sebenarnya telah mempersiapkan kendaraan perang dan perbekalan. Namun entah kenapa, ia menunda-nunda. Ketika Rasulullah dan pasukan telah berangkat, ia berencana menyusul keesokan harinya. Ia masih sibuk dengan urusannya yang saat itu kebun-kebunnya sedang berbuah. Hingga berlalu beberapa hari dan pasukan muslim sudah jauh, Ka’ab tidak juga berangkat. Ia merasa sedih dan kesedihan itu semakin kuat ketika terdengar kabar Rasulullah dalam perjalanan pulang dari Perang Tabuk. Ka’ab sempat berpikir mencari alasan dengan berdusta. Namun begitu terdengar Rasulullah telah dekat, hilang semua rencana itu. Ka’ab sadar, kalaupun ia bisa berbohong, Allah akan mengungkap kebohongannya. Ketika Rasulullah tiba di Masjid kemudian selesai shalat dua rakaat, orang-orang munafik yang tidak ikut berperang segera mendatangi beliau. Mereka mengemukakan alasan dengan berdusta agar dimaafkan Rasulullah. Rasulullah pun tidak menghukum mereka. Giliran Ka’ab, ia tidak mengemukakan alasan apa pun. Ia mengakui dirinya bersalah tidak berangkat. Rasulullah mendiamkannya. Rasulullah menyatakan bahwa Ka’ab telah berkata jujur. Beliau meminta Ka’ab pergi hingga Allah menurunkan keputusan-Nya. Keputusan itu pun turun. Iqab sanksi atas Ka’ab, Murarah dan Hilal adalah tidak diajak komunikasi kaum muslimin selama 50 hari. Pada 10 hari terakhir, istrinya pun dilarang komunikasi. Ka’ab merasa bumi menjadi sangat sempit. Ia seakan hidup sendiri tanpa teman tanpa saudara. Di hari ke-50, Allah menurunkan Surat At Taubah ayat 117-119. Bahwa Allah menerima taubat mereka dan menyerukan untuk tetap jujur serta membersamai orang-orang yang benar dan jujur. Dengan asbabun nuzul ayat ini, Ka’ab sangat bersyukur telah berkata jujur. Ia pun berjanji kepada Rasulullah untuk tetap memegang kejujuran sepanjang hayatnya. Baca juga Ayat Kursi Tafsir Surat At Taubah Ayat 119 Tafsir Surat At Taubah ayat 119 ini disarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar dan Tafsir Al Munir. Ada tiga poin penting dalam ayat ini yakni perintah taqwa, berlaku jujur dan berjamaah bersama orang-orang yang jujur. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. QS. At Taubah 119 1. Perintah Taqwa Allah Subhanahu wa Ta’ala menyeru orang-orang yang beriman untuk bertaqwa. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, Ketika menafsirkan ayat ini, Sayyid Qutb menuliskan dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, “Dalam kisah ampunan atas orang-orang yang ragu-ragu dan orang yang tak ikut serta dalam perang. Dan dalam nuansa unsur kejujuran yang tampak dalam kisah tiga orang yang tak ikut perang; datanglah seruan bagi seluruh orang yang beriman untuk bertaqwa kepada Allah.” Allah memerintah orang-orang yang beriman untuk bertaqwa karena taqwa itulah yang akan membawa keberuntungan. Allah menginginkan hamba-Nya masuk surga maka Dia menyeru mereka mengambil kunci surga yakni taqwa. Kapan pun dan di mana pun, taqwa harus selalu ada sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ “Bertaqwalah kepada Allah di mana saja engkau berada” HR. Tirmidzi Taqwa selalu berbuah manis. Baik di dunia, terlebih nanti di akhirat. “Meskipun terkadang ujian yang ditempuh sangat berat, hendaklah taqwa tetap menjadi pegangan kita,” kata Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar. “Ka’ab dan kedua temannya telah mempertahankan taqwa meskipun mereka menderita sementara, dikucilkan selama 50 hari.” Secara umum, taqwa adalah menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Baik di saat sendiri maupun bersama manusia lainnya. Baca juga Surat Al Maidah Ayat 48 2. Berlaku Jujur Penggalan ayat berikutnya memerinthakan untuk berlaku jujur. وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. “Yakni jujurlah kalian dan tetaplah kalian dalam kejujuran,” kata Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini. “Niscaya kalian akan termasuk orang-orang yang jujur dan selamat dari kebinasaan serta menjadikan bagi kalian jalan keluar dari urusan kalian.” Buya Hamka mengatakan, “Kejujuran kadang-kadang meminta pengorbanan dan penderitaan. Tetapi mereka tetap bertahan pada kejujuran. Mereka tetap mengambil pihak dan memilih hidup bersama dalam daftar orang yang benar dan jujur.” Orang yang senantiasa jujur, sebagaimana Ka’ab bin Malik, mereka akan mendapat banyak kebaikan dan kelak dimasukkan ke dalam surga-Nya. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا ، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا “Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantar ke surga. Dan seseorang yang terus menerus berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa kepada kejahatan, dan kejahatan mengantar ke neraka. Dan seseorang yang terus menerus berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta pembohong.” HR. Bukhari dan Muslim Jujur adalah karakter orang beriman. Dalam kisah Ka’ab yang merupakan asbabun nuzul ayat ini, tampaklah bagaimana orang-orang munafik berbohong demi menyelamatkan diri. Agar mereka tidak dihukum Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Mereka berdusta agar selamat dari sanksi dunia. Jujur adalah karakter orang beriman. Seorang mukmin tidak mungkin menjadi pembohong. قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ جَبَانًا فَقَالَ نَعَمْ فَقِيلَ لَهُ أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ بَخِيلًا فَقَالَ نَعَمْ فَقِيلَ لَهُ أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ كَذَّابًا فَقَالَ لَاَ Ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, “Mungkinkah seorang mukmin itu pengecut?”. Rasulullah menjawab, “Mungkin.” Ditanyakan lagi, “Mungkinkah seorang mukmin itu bakhil?” Rasulullah menjawab, “Mungkin.” Ditanyakan lagi, “Mungkinkah seorang mukmin itu pembohong?” Rasulullah menjawab, “Tidak!” Diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Al Muwatta’ dan Imam Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman Baca juga Surat Al Hujurat Ayat 12 3. Bersama Orang-Orang yang Jujur Tak cukup berlaku jujur, seorang mukmin harus bersama dengan orang-orang yang jujur. وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. Abdullah bin Amr menafsirkan, “yaitu bersama Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan para sahabatnya.” Ayat ini juga mengisyaratkan agar kita berjamaah bersama orang-orang yang beriman, bertaqwa, senantiasa memegang kebenaran dan kejujuran. “Oleh karena itu, mereka diserukan untuk bertaqwa kepada Allah dan selalu bersama orang-orang yang benar,” kata Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Quran. Demikian pula Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar juga menegaskan makna ini. Baca juga Isi Kandungan Surat At Taubah Ayat 119 Kandungan Surat At Taubah Ayat 119 Dari penjelasan tafsir di atas, kita bisa menyimpulkan isi kandungan Surat At Taubah ayat 119 sebagai berikut 1. Allah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk bertaqwa. Yakni senantiasa berusaha menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. 2. Allah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk jujur baik dalam perkataan maupun perbuatan. 3. Jujur adalah tanda keimanan dan bukti ketaqwaan. Sebaliknya, dusta adalah tanda kemunafikan dan bertentangan dengan taqwa. 4. Allah memerintahkan orang-orang yang beriman berada di pihak kebenaran dan kejujuran. 5. Surat At Taubah ayat 119 ini juga mengisyaratkan pentingnya berjamaah bersama dengan orang-orang yang berpegang pada kebenaran dan kejujuran. Demikian Surat At Taubah ayat 119 mulai dari tulisan Arab dan latin, terjemah dalam bahasa Indonesia, asbabun nuzul, tafsir dan isi kandungan maknanya. Semoga bermanfaat dan semoga kita termasuk orang yang bertaqwa dan senantiasa menjaga kejujuran. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]
Berikutini Surat At Taubah ayat 119 dalam tulisan Arab tulisan latin dan artinya dalam bahasa Indonesia. Kesimpulan Surat Yunus Ayat 40 41 Teks Latin Arti Perkata . Kaligrafi: Surah Yunus Ayat 40 41 Arab Dan Latin Beserta Artinya Per Kata Raja Soal Hukum Tajwid Quran Surah Yunus Ayat 40 Sampai 41 :
Islam selalu mengajarkan kepada umatnya untuk berperilaku jujur. Sebab, jujur merupakan salah satu bukti bahwa kita bertaqwa sebagai hamba Allah buku Pasti Bisa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP/MTs Kelas VII oleh Tim Ganesha Operation, jujur artinya berkata benar. Apa yang dikatakan orang yang jujur akan sesuai dengan perbuatannya. Berlaku jujur atau benar merupakan perintah Allah SWT yang diwajibkan kepada orang-orang beriman. Sebab, beriman tidak hanya ada di dalam hati, namun juga harus diikrarkan lewat lisan dan diaplikasikan melalui perbuatan. Hal tersebut juga dijelaskan dalam surat At Taubah ayat 119. Allah berfirmanيٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُوۡنُوۡا مَعَ الصّٰدِقِيۡنَArtinya “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar.”Asbabun Nuzul Surat At Taubah Ayat 119Berdasarkan asbabun nuzul-nya, surat At Taubah ayat 119 turun bersamaan dengan taubatnya Ka’ab bin Malik. Mengutip buku Asbabun Nuzul; Sebab Turunnya Ayat Al-Quran oleh Jalaludin As-Sutuhi, Ka’ab bin Malik bertaubat dan mengakui kesalahannya karena tak ikut serta dalam Perang Tabuk bersama itu, Ka’ab bin Malik sebenarnya telah mempersiapkan kendaraan perang dan perbekalan. Saat Rasulullah dan pasukan telah berangkat, ia berencana menyusul keesokan entah mengapa ia menunda-nunda keberangkatannya. Hingga beberapa hari berlalu dan pasukan Muslim sudah jauh, Ka’ab tidak kunjung merasa sedih dan kesedihan itu semakin kuat ketika terdengar kabar Rasulullah dalam perjalanan pulang dari Perang Tabuk. Ka’ab sempat berpikir mencari alasan dengan berdusta. Namun, begitu terdengar Rasulullah telah dekat, hilang semua rencana itu. Ka’ab sadar, kalaupun ia bisa berbohong, Allah akan mengungkap Rasulullah tiba di Masjid, kemudian selesai shalat dua rakaat, orang-orang munafik yang tidak ikut berperang segera mendatangi beliau. Mereka mengemukakan alasan dengan berdusta agar dimaafkan Rasulullah. Rasulullah pun tidak menghukum giliran Ka’ab untuk mengungkapkan alasannya. Karena tak ada alasan untuk berdusta, Ka’ab pun langsung mengakui jika dirinya bersalah. Rasulullah lalu mendiamkannya sejenak, hingga kemudia beliau menyatakan bahwa Ka’ab telah berkata jujur. Beliau meminta Ka’ab pergi hingga Allah menurunkan yang ditunggu akhirnya datang. Iqab sanksi atas Ka’ab, Murarah, dan Hilal adalah tidak diajak berkomunikasi kaum Muslimin selama 50 hari. Pada 10 hari terakhir, istrinya pun dilarang berkomunikasi hari ke-50, Allah menerima taubat Ka’ab dan menurunkan surat At Taubah ayat 119. Dalam ayat tersebut, Allah menyerukan untuk tetap jujur serta tetap bersama orang-orang yang benar dan jujur. Isi Kandungan Surat At Taubah ayat 119Meringkas Tafsir Kementerian Agama RI Kemenag, Tafsir Al Qur’anil Adhim karya Ibnu Katsir dan Tafsir Al Azhar karya Buya Hamka, berikut adalah isi kandungan Surat At Taubah ayat memerintahkan orang-orang beriman untuk bertaqwa dengan selalu berusaha menjalankan perintah dan menjauhi segala menyerukan orang-orang yang beriman untuk berlaku jujur dengan memegang kebenaran dan adalah tanda keimanan dan bukti ketaqwaan. Sebaliknya, dusta adalah tanda kemunafikan dan bertentangan dengan menyerukan orang-orang beriman agar berada di pihak kebenaran dan At Taubah ayat 119 juga menjelaskan betapa pentingnya berjamaah bersama dengan orang-orang yang berpegang pada kebenaran dan kejujuran.29 Surat Al-Ahzab ayat 24, Surat Al-Zumr ayat 33, Surat At-Taubah ayat 119, Surat Muhammad ayat 21, Surat An-Nisa ayat 58, Al-Maidah ayat 8. Kata manajemen sendiri berasal dari Bahasa Latin, dengan asal katanya manus yang berarti tangan dan agree yang berarti melakukan. Kata tersebut jika As-Sajdah Ayat 5 sebagai berikut: Artinya: Diaيٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُوۡنُوۡا مَعَ الصّٰدِقِيۡنَ Yaaa aiyuhal laziina aamanut taqul laaha wa kuunuu ma'as saadiqiin Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar. Juz ke-11 Tafsir Penegasan bahwa Allah Maha Penerima tobat diikuti dengan perintah Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dengan sungguh-sungguh berupaya melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, dan hendaklah kamu bersama dengan orang-orang yang benar, jujur dalam ucapan, perilaku dan perbuatannya. Allah menunjukkan seruan-Nya dan memberikan bimbingan kepada orang-orang yang beriman kepada-Nya dan Rasul-Nya, agar mereka tetap dalam ketakwaan serta mengharapkan rida-Nya, dengan cara menunaikan segala kewajiban yang telah ditetapkan-Nya, dan menjauhi segala larangan yang telah ditentukan-Nya, dan hendaklah senantiasa bersama orang-orang yang benar dan jujur, mengikuti ketakwaan, kebenaran dan kejujuran mereka. Dan jangan bergabung kepada kaum munafik, yang selalu menutupi kemunafikan mereka dengan kata-kata dan perbuatan bohong ditambah pula dengan sumpah palsu dan alasan-alasan yang tidak benar. Al-Baihaqi meriwayatkan suatu hadis Rasulullah saw, bahwa beliau bersabda Sesungguhnya kejujuran itu menuntun kepada kebajikan, dan kebajikan itu menuntun kepada surga. Sesungguhnya seseorang akan berlaku jujur sampai ia ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya kedustaan itu menuntun kepada kejahatan, dan kejahatan itu menuntun ke neraka. Sesungguhnya seseorang itu berlaku dusta sehingga ia ditulis di sisi Allah sebagai pendusta. Hadis Muttafaq 'Alaih Berdusta selamanya terlarang kecuali bila terpaksa, sebagai tipu muslihat dalam peperangan, atau untuk mendamaikan antara pihak-pihak yang ber-sengketa, atau kebohongan seorang lelaki kepada isterinya yang dimaksud-kan untuk menyenangkan hatinya, misalnya dalam memuji kecantikannya, akan tetapi bukan kebohongan dalam masalah keuangan dan kepentingan kehidupan rumah tangga atau lainnya. Dalam hal ini Rasulullah saw telah bersabda Setiap kebohongan yang dilakukan oleh seseorang selalu dituliskan sebagai dosanya kecuali bagi seorang yang berbohong sebagai tipu muslihat dalam peperangan, atau kebohongan untuk mendamaikan dua orang yang bersengketa atau kebohongan yang dilakukan seseorang terhadap isterinya dengan maksud untuk menyenangkan hatinya. Riwayat Ibnu Abi Syaibah dan Ahmad, dari Asma binti Yazid sumber Keterangan mengenai QS. At-TaubahSurat At Taubah terdiri atas 129 ayat termasuk golongan surat-surat Madaniyyah. Surat ini dinamakan At Taubah yang berarti pengampunan berhubung kata At Taubah berulang kali disebut dalam surat ini. Dinamakan juga dengan Baraah yang berarti berlepas diri yang di sini maksudnya pernyataan pemutusan perhubungan, disebabkan kebanyakan pokok pembicaraannya tentang pernyataan pemutusan perjanjian damai dengan kaum musyrikin. Di samping kedua nama yang masyhur itu ada lagi beberapa nama yang lain yang merupakan sifat dari surat ini. Berlainan dengan surat-surat yang lain, maka pada permulaan surat ini tidak terdapat basmalah, karena surat ini adalah pernyataan perang dengan arti bahwa segenap kaum muslimin dikerahkan untuk memerangi seluruh kaum musyrikin, sedangkan basmalah bernafaskan perdamaian dan cinta kasih Allah. Surat ini diturunkan sesudah Nabi Muhammad kembali dari peperangan Tabuk yang terjadi pada tahun 9 H. Pengumuman ini disampaikan oleh Saidina 'Ali pada musim haji tahun itu juga. Allahmenanamkan kasih sayang diantara keduanya supaya bisa saling mencintai agar dalam menjalankan kenyamanan dan ketentraman. Demikianlah kutipan teks Surat Ar Rum Ayat 21 lengkap dalam teks arab dan latin serta arti dan terjemahnya perkata dalam bahasa Indonesia, semoga bermanfaat untuk sobat pembaca. Wallahu A'lam Bishawaab. Nahsahabat, itulah surat at taubah ayat 119 untuk anda baca sehari hari atau untuk anda hafalkan, semoga bermanfaat. Be afraid of allah, and be with those who are true (truthful) ch 9 ayat 119. Ayat ini turun berkenaan dengan taubatnya ka'ab bin malik, murarah bin rabi' dan hilal bin umayyah. Isi kandungan surat at taubah ayat 119.